Tuesday, November 25, 2014

4:23 AM

Yogyakarta, 25 November 2014. Masih ingat ga? Hari ini hari apa? Yaps betul hari ini  adalah Hari Guru Nasional bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 69.
Guru telah mengajari kita dari mulai menulis, berbicara, mendengarkan dengan telaten dan sabar . Guru yang mencoba mengajar siswanya tanpa memberikan inspirasi agar mereka memiliki hasrat untuk belajar, ialah seolah memalu besi yang sudah dingin. Guru juga manusia tak semuanya seperti yang diinginkan ada yang guru baik hati, ada guru yang suka bercerita dari pada ngasih materi.
Begitu sabarnya guru menghadapi para murid yang super duper nakal n ngeyel, guru tetap sabar dan terus menghadapinya dengan murah senyum bila ada mood,,ckckck . Kembali lagi kita semuanya yang dulu pernah jadi murid atau yang ga mau ngakui jadi murid, hahaha . Pada masih inget ga apa yang diajarkan guru kita? Pesan – pesanya? Yang jangan pernah mencontek.. hayo pada masih nyotek ga tuh? Jujur…Hehehe .Satu lagi masih ingat ga nama guru kalian? Apa sudah lupa? Kalau guru lupa nama muridnya masih wajar, tapi kalau murid sampai lupa gurunya jangan ditanya lagi, anda tau jawabannya hahaha….

Jasa guru begitu besar , tidak dapat dibalas budikan , karena guru ta ingin balas budi karena guru ikhlas mengajari kita cuman mengharapkan muridnya  menjadi orang yang sukses seperti apa yang di cita –citakan. Amin….
Nah pada tahu ga? Sejarah dibentuknya peringati Hari Guru Nasional atau HUT PGRI?
PGRI diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu, maka selain PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan sebagainya.
Dua dekade berselang, nama PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.
Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Sayang, pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang dan sekolah ditutup sehingga PGI tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi dasar PGI untuk menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24–25 November 1945 di Surakarta.
Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Di dalam kongres inilah, tepatnya pada 25 November 1945, PGRI didirikan. Maka, sebagai penghormatan kepada para guru, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI tersebut sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun dan telah ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
Huft panjang sejarahnya. 


Untukmu Guru Tercinta :

“Dalam ajaranmu ada harapan”
“Dalam tegurmu ada do’a”
“Dalam marahmu ada sayang”
“Dalam diamnya ada kebijaksanaan”
” Terima kasih yang tak terhingga atas jasamu yang senantiasa mengajari kami tanpa henti. Semoga kesejahteraan dan juga kebahagiaan senantiasa mendampingimu. Amin.”
J “Selamat Hari Guru ”J




0 comments:

Post a Comment